I Manusia Dan Keadilan
A Pengertian Keadilan
Definisi Keadilan
Keadilan menurut Aristoteles adalah
kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah
antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit.
Contoh keadilan
: Seorang pedagang harus berlaku adil, ia harus
seimbang dalam menimbang barang dagangannya karena bila ia dapat menyeimbangkan
timbangannya, maka ia tergolong dalam orang yang adil. Apabila ia mau berusaha
untuk jujur, untuk berlaku adil, dengan membuat timbangannya seimbang, maka ia
akan mendapat hasil yang baik dan pembeli tidak akan merasa dirugikan.
B Keadilan Sosial
Berbicara tentang keadilan, Anda
tentu ingan dasar negara kita ialah Pancasila. Sila kelima Pancasila berbunyi :
“keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Keadilan dan ketidak adilan
tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia karena dalam hidupnya manusia
menghadapi keadilan atau ketidak adilan setiap hari.
5 wujud
keadilan sosial yang diperinci dalam perbuatan dan sikap
Dengan sila keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang
sama untuk untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat
Indonesia.
Selanjutnya untuk mewujudkan
keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni :
1.
Perbuatan luhur yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2.
Sikap adil terhadap sesama, menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
3.
Sikap suka memberi pertolongan
kepada orang yang memerlukan
4.
Sikap suka bekerja keras.
5.
Sikap menghargai hasil karya orang
lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Asas yang menuju dan terciptanya
keadilan sosial itu akan dituangkan dalam berbagai langkah dan kegiatan, antara
lain melalui delapan jalur pemerataan yaitu :
1.
Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok
rakyat banyak khususnya pangan, sandang dan perumahan.
2.
Pemerataan memperoleh pendidikan dan
pelayanan kesehatan.
3.
Pemerataan pembagian pendapatan.
4.
Pemerataan kesempatan kerja.
5.
Pemerataan kesempatan berusaha.
6.
Pemerataan kesempatan berpartisipasi
dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita.e
7.
Pemerataan penyebaran pembangunan di
seluruh wilayah tanah air.
8.
Pemerataan kesempatan memperoleh
keadilan.
Macam-macam Keadilan
a. Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato
berpendapat bahwa keadilan clan hukum merupakan substansi rohani umum dan
masyarakat yang membuat clan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang
adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling
cocok baginya (Tha man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan
moral, sedangkan, Sunoto menyebutnya keadilan legal.
b.
Keadilan Distributif
Aristoles
berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama
diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice
is done when equals are treated equally). Sebagai contoh, Budi bekerja selama
30 hari sedangkan Doni bekerja 15 hari. Pada waktu diberikan hadiah harus
dibedakan antara Ali dan Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja.
Andaikata Budi menerima Rp.100.000,- maka Doni harus
menerima. Rp 50.000. Akan tetapi bila besar hadiah Ali dan Budi sama, justru
hal tersebut tidak adil dan melenceng dari asas keadilan.
c.
Keadilan Komutatif
Keadilan ini
bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi
Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban
dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan
ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam
masyarakat.
C. Kejujuran
Kejujuran atau jujur
artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang
dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu
adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih
hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Barang
siapa berkata jujur serta bertindak sesuai dengan kenyataan, artinya orang itu
berbuat benar. Orang bodoh yang ujur lebih baik daripada orang pandai yang
lancung.
D. Kecurangan
Curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nurani.
Curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nurani.
Sebab
Orang Melakukan Kecurangan
Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek yaitu :
1. Aspek ekonomi
2. Aspek kebudayaan
3. Aspek peradaban
4. Aspek teknik.
Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek yaitu :
1. Aspek ekonomi
2. Aspek kebudayaan
3. Aspek peradaban
4. Aspek teknik.
E. Pemulihan Nama Baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik
adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar
namanya baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga
disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.
Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau
boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau
perbuatannya.
Pada hakikatnya pemulihan nama baik itu adalah kesadaran yang disadari oleh manusia karena dia melakukan kesalahan di dalam hidupnya, bahwa perbuatan yang dia lakukan tersebut tidak sesuai dengan norma – norma atau aturan – aturan yang ada di negeri ini, selain itu perbuatan yang menyebabkan hilangnya nama baik seseorang adalah karena perbuatan yang mereka lakukan itu tidak sesuai dengan aklakul karimah (akhlak yang baik menurut sifat – sifat Rasulullah SAW).
Pada hakikatnya pemulihan nama baik itu adalah kesadaran yang disadari oleh manusia karena dia melakukan kesalahan di dalam hidupnya, bahwa perbuatan yang dia lakukan tersebut tidak sesuai dengan norma – norma atau aturan – aturan yang ada di negeri ini, selain itu perbuatan yang menyebabkan hilangnya nama baik seseorang adalah karena perbuatan yang mereka lakukan itu tidak sesuai dengan aklakul karimah (akhlak yang baik menurut sifat – sifat Rasulullah SAW).
F.
Pembalasan
Pembalasan adalah sebuah perilaku yang ditujukan untuk
mengembalikan perbuatan sesorang. Ada pembalasan dalam hal kebaikan dan ada
pembalasan yang bersifat buruk.
Pembalasan juga bisa disebut sebagai hukuman ataupun
anugrah, pembalasan diartikan sebagai hukuman ketika seseorang mendapatkan
kejadian buruk setelah berbuat kejahatan kepada orang lain dan sebaliknya,
pembalasan diartikan sebagai anugrah ketika seseorang mendapatkan keuntungan
setelah orang tersebut berbuat baik kepada orang lain.
Pembalasan bisa datang dari sesama manusia ataupun dari
Allah swt. Banyak cara untuk membuat hamba-Nya jera ataupun bahagia, karena
rejeki atau musibah datang dari arah yang tidak pernah kita duga.
Penyebab pembalasan :
- Karena melakukan perbuatan yang dilarang dalam hukum ataupun agama.
- Karena ada suatu aksi atau perbuatan yang menyebabkan orang ingin merespon aksi tersebut.
- Karena sebagai ucapan terimakasih (pembalasan atas perbuatan positif)
contoh pembalasan
Sebagai contoh jika ada seorang anak laki-laki yang di bantu
oleh temanya dalam mengerjakan tugas sekolah, maka dalam diri anaka tersebut
ada keinginan untuk membalas perbuatan temannya. Pembalasan dalam contoh ini
adalah pembalasan yang bersifat positif karena apa yang di lakukan oleh sang
teman adalah hal yang positif juga. Maka anak tersebut akan berusaha membalas
perbuatan baik temannya tesebut dengan berbagai cara, misalnya membantu dalam
mengerjakan tugas sang teman, atau dengan hal lain yang bersifat positif.
Tetapi jika sang teman meakukan suatu hal yang negatif pada anak tersebut, maka dalam diri anak tersebut akan ada keinginan untuk membalas perbuatan sang teman dalam hal yang negatif pula. Misalkan sang teman berusaha mengejek anak laki-laki tersebut hingga dia tak mampu lagi menahan emosinya, bisa saja pembalasan yang akan dilakukan oleh anak tersebut adalah hal yang negatif seperti memukul sang teman hingga keduanya berkelahi, atau bisa saja pembalasan itu berupa ejekan balik yang pada akhirnya akan menimbulkan permusuhan.
Pembalasan yang positif cenderung akan menimbulkan hal yang positif. Sebaliknya, pembalasan yang negatif akan menimbulkan hal yang negaitf pula pada subjek.
Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa Tuhan mengadakan pembalasan. Bagi yang bertakwa kepada Tuhan diberikan pembalasan dan bagi yang mengingkari perintah Tuhanpun diberikan pembalasan dan pembalasan yang diberikanpun pembalasan yang seimbang. yaitu siksaan di neraka.
Tetapi jika sang teman meakukan suatu hal yang negatif pada anak tersebut, maka dalam diri anak tersebut akan ada keinginan untuk membalas perbuatan sang teman dalam hal yang negatif pula. Misalkan sang teman berusaha mengejek anak laki-laki tersebut hingga dia tak mampu lagi menahan emosinya, bisa saja pembalasan yang akan dilakukan oleh anak tersebut adalah hal yang negatif seperti memukul sang teman hingga keduanya berkelahi, atau bisa saja pembalasan itu berupa ejekan balik yang pada akhirnya akan menimbulkan permusuhan.
Pembalasan yang positif cenderung akan menimbulkan hal yang positif. Sebaliknya, pembalasan yang negatif akan menimbulkan hal yang negaitf pula pada subjek.
Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa Tuhan mengadakan pembalasan. Bagi yang bertakwa kepada Tuhan diberikan pembalasan dan bagi yang mengingkari perintah Tuhanpun diberikan pembalasan dan pembalasan yang diberikanpun pembalasan yang seimbang. yaitu siksaan di neraka.
II
Manusia Dan Pandangan Hidup
A.
Pengertian pandangan hidup dan ideologi
Pandangan Hidup adalah pendapat atau pertimbagan yanag
dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia..
Pendapat atau pertimbangan itu hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Pendapat atau pertimbangan itu hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Pandangan hidup ada 3 macam:
- Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
- Pandangan hidup yang berupa ideology, yaitu disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara.
- Pandangan berdasarkan renungan, yaitu pandangan hidup yang relative kebenarannya.
Pengertian ideology
menurut wikipedia Ideologi
adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt
de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide”.
Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang
segala sesuatu (bandingkanWeltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam
kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis),
atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota
masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan
melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak
(tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik
sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap
pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai
sistem berpikir yang eksplisit
Ideologi terbagi menjadi 2, yaitu Ideologi Terbuka
dan Tertutup. Berikut penjelasannya :
1.
Ideologi Terbuka,
merupakan pemikiran yang dimiliki oleh seluruh rakyat yang tidak ada
pemaksaan dalam memilih dan bersifat musyawarah. Ideologi ini sangat bagus
karena mengambil kesimpulan dari suatu masalah dengan cara mengumpulkan suara
terbanyak, dan dapat bersifat adil bagi seluruh rakyat.
2.
Ideologi Tertutup, ideologi ini
bersifat totaliter yang banyak menuntut suatu keputusan sehingga rakyat wajib
taat kepada penguasa yang memiliki paham ideologi tersebut. Ideologi ini
digunakan sewaktu zaman penjajahan yang bersifat memaksa.
B. Cita-cita
Cita-cita menurut definisi adalah
keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Tidak ada orang
hidup. tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup.
Cita-cita itu perasaan hati yang
merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita yang merupakan bagian
atau salah satu unsur dari pandangan hidup manusia, yaitu sesuatu yang ingin
digapai oleh manusia melalui usaha. Sesuatu bisa disebut dengan cita-cita
apabila telah terjadi usaha untuk mewujudkan sesuatu yang dianggap cita-cita
itu.
Contoh
cita-cita
Dokter adalah seseorang yang mempunyai jasa menyembuhkan
pasien atau seseorang yang sedang sakit. Dokter dapat menyembuhkan penyakit
yang diderita pasien. Apabila aku besar nanti, aku akan menjadi dokter. Karena
dokter adalah seseorang yang sangat berjasa. Aku ingin menjadi dokter karena
dapat menyembuhkan pasien yang terkena penyakit. Dan di saat-saat ini aku akan
belajar dengan sepandai-pandainya agar aku dapat meraih cita-citaku yang ingin
menjadi dokter. Karena disaat kita kecil kita selalu dibahagiakan orang tua.
Tapi saat kita akan menjadi orang yang sukses, kita harus membahagiakan orang
tua.
C Kebajikan
Kebajikan
atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya
sarna dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan
norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik,
karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk
bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia
cenderung berbuat baik.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
1. Faktor Biologis
Faktor biologis terlibat dalam seluruh
kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Menurut
Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram
secara genetis dalam jiwa manusia.
2. Faktor Sosiopsikologis
Kita dapat mengkalsifikasikannya ke dalam
tiga komponen.
·
Komponen Afektif
merupakan aspek emosional dari faktor
sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan
sebelumnya.
·
Komponen Kognitif
Aspek intelektual yang berkaitan dengan apa
yang diketahui manusia.
·
Komponen Konatif
Aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan
kemauan bertindak
Adapun beberapa faktor lain yang
dapat mempengaruhi perilaku seseorang yaitu Faktor
genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk kelanjutan
perkembangan perilaku makhluk hidup itu.
D
Usaha / Perjungan
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita –
cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk melanjutkan hidupnya. Sebagian
hidup manusia adalah usaha/perjuangan, perjuangan untuk hidup dan ini sudah
kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan manusia tak dapat hidup sempurna.
Apabila manusia ingin menjadi kaya, ia harus kerja keras. Bila seseorang ingin
menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar dan mengikuti semua ketentuan akademik.
Langkah-langkah Berpandangan Hidup yang Baik
Mengenal : Kodrat manusia dan tahap hidup pertama dari setiap individu
Mengenal : Kodrat manusia dan tahap hidup pertama dari setiap individu
Mengerti : Mengerti tentang pandangan hidup
Menghayati : nilai-nilai yang terkandung dalam pandangan
hidup dengan memperluas dan memperdalam
pengetahuan tentang pandangan hidup
Meyakini : hal yang cenderung memperoleh suatu kepastian
sehingga dapat mencapai tujuan hidupnya
Mengabdi : hal yang penting dalam menghayati dan meyakini
sesuatu
Mengamankan : Langkah terberat dan benar-benar
membutuhkan iman yang teguh
III
Manusia Dan Tanggung jawab
A.
Pengertian tanggung jawab
Tanggung jawab
menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa
Indonesia adalah berkewajiban menanggung,memikul jawab, menanggung segala
sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab
adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tangung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Seorang mahasiswa mempunyai kewajiban belajar. Bila belajar, maka hal itu
berarti ia telah memenuhi kewajibannya. Berarti pula ia telah bertanggung jawab
atas kewajibannya. Sudah tentu bagaimana kegiatan belajar si mahasiswa, itulah
kadar pertanggungjawabannya. Bila pada ujian ia mendapat nilai A, B atau C
itulah kadar pertanggung-jawabannya.
Bila si mahasiswa malas belajar, dan ia sadar akan hal itu. Tetapi ia tetap
tidak mau Belajar dengan alasan capek, segan dan lain-lain. Padahal ia
menghadapi ujian.Ini berarti bahwa si mahasiswa tidak memenuhi
kewajibannya,berarti pula ia tidak bertanggung jawab.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa
bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk
perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan
pengabdian atau pengorbanannya.Untukmemperoleh atau
meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha
melalui pendidikan,penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
B. MACAM-MACAM
TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau
untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia manghadapi
manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi
lingkungan alamo Dalam usahanya itu manusia juga menuadari
bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu
kekuasaan Tuhan. Dengan demikian
tanggung jawab itu dapat dibedakan
menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya.
Atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung
jawab, yaitu :
(a) Tanggung jawab terhadap
diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang
untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan
kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa
memecahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya
sendiri Menurut sifat dasamya manusia adalah mahluk bermoral,
tetapi manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang
pribadi maka manusia mempunyai pendapat sendiri,
perasaan sendiri angan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat,
perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan
bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari
kesalahan, kekeliruan,baik yang disengaja maupun tidak.
Contoh:
Rudi membaca sambil berjalan. Meskipun sebentar-sebentar ia melihat
jalan, tetap juga ia lengah, dan terperosok ke sebuah
lobang. kakinya terkilir. Ia menyesali dirinya sendiri akan
kejadian itu.Ia harus beristirahat dirumah beberapa hari.
Konsekwensi tinggal di rumah beberapa hari merupakan tanggung jawab
sendiri akan kelengahannya.
(b) Tanggung jawab terhadap
keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri
dari suami-istri. ayah-ibu dan anak-anak. dan juga
orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung
jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung
jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan. pendidikan, dan
kehidupan.
Contoh :
Seorang ibu telah dikarunia tiga anak, kemudian
oleh sesuatu sebab suaminya meninggal dunia, karena ia tidak
mempunyai pekerjaan/tidak bekerja pada waktu
suaminya masih hidup maka demi rasa tanggung jawabnya
terhadap keluarga ia melacurkan diri.
Ditinjau dari segi moral hal ini tidak bisa diterima karena
melacurkan diri tennasuk tindakan di kutuk,
tetapi dari segi tanggung jawab ia
tennasuk orang yang dipuji. karena
demi rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga ia
rela berkorban menjadi manusia yang hina dan
dikutuk.
(c) Tanggung jawab
terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan
manusia lain. sesuai dengan kedudukannya sebagai
mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia
lain maka ia hams berkomunikasi dengan
manusia lain tersebut. Sehingga dengan
demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat
yang tentunya mempunyai mempunyai tanggung jawab seperti anggota
masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam
masyarakat tersebut Wajarlah apabila segala tingkah laku dan
perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Contoh:
Hanafi terlalu congkak dan sombong, ia mengejek dan menghina
pakaian pengantin adat Minangkabau. Ia tidak memakai
pakaian itu, bahkan penutup kepala yang
dikeramatkan pun semula ditolak. Tetapi setelah ada ancaman dari
pihak pengiring, terpaksa Hanafi mau memakainya juga. Di
dalam peralatan itu hampir-hampir pernikahan
dibatalkan,karena timbul perselisihan antara pihak kaum
perempuan dengan pihak kaum laki-laki. Pangkalnya dari Hanafi
juga. Ia berkata pakaian mempelai yang masih sekarang
dilazimkan di negerinya, yaitu pakaian secara zaman dahulu, disebutkannya
cara anak komedi Istambul. Jika ia dipaksa memakai secara
itu, sukalah urung sahaja, demikian katanya dengan pendek.
Setelah timbul pertengkaran di dalam keluarga pihaknya
sendiri akhimya diterimalah, bahwa ia memakai smoking,
yaitu jas hitam, celana hitam, dengan berompi dan berdasi putih. Tetapi
waktu hendak menutup kepalanya,
sudah berselisih pula. Dengan kekerasan ia
menolak pakaian dester suluk,yaitu pakaian
orang Minangkabau. Bertangisan sekalipun perempuan meminta
supaya ia jangan menolak tanda keminangkabauan yang satu, yaitu
selama beralat saja. Jika peralatan sudah selesai, bolehlah ia nanti memakai
sekehendak hatinya pula. Hanafi tetap menolak kehendak orang tua, ia tidak
hendak menutup kepala, karena lebih gila pula
dari pada anak komidi, bila memakai dester
saluk dengan baju smoking dan dasi. Setelah ibunya sendiri
hilang sabamya dan memukul-mukul dada di muka anak yang “terpelajar” itu,
barulah Hanafi menurut kehendak orang banyak, sambil mengeluh dan teringat akan
badannya yang sudah “tergadai”. Untunglah ia menurutkan hal menutup
kepala itu, karena sekalian pengantar dan pasuinandan (pengiring bangsa
perempuan) sudah berkata bahwa mereka talc sudi mengiringkan “mempelai
didong”. Akhimya Hanafi tunduk pula dengan norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat, Meskipun harus bersitegang dahulu. Sebagai pertanggungjawaban
kecongkakan dan kesombongannya itu, Hanafi harus menerima rasa antipati
dari masyarakat Minangkabau yang sangat ketat terhadap adat itu (salah
asuhan)
(d). Tanggung jawab
kepada Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga
negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku
manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara.
Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah,
maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.
Contoh:
1) Dalam novel jalan tak
ada ujung karya Muchtar Lubis, Guru Isa yang tekenal sebagai guru yang baik,
terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya.
Perbuatan guru isa ini harus pula dipertanggung jawabkan kepada pemerintah
kalau perbuataan itu diketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan
pengadilan.
2) Kumbakarna menolak perintah
kakaknya, juga rajanya yaitu Rahwana untuk berperang melawan rama,
karena kakanya berbuat keburukan. Bukan main Rahwana. Ia membangkit-bangkitkan
hutang budi Kumbakama terhadap kerajan Alengka. Kumbakama menyadari
kedudukannya sebagai pang1ima perang, karena itu berangkat juga ia ke medan
perang menghadapi Rama. Akan tetapi ia maju ke medan perang bukan karena
membela kakanya, melainkan karena rasa tanggung jawabnya sebagai panglima yang
harus membela negara ( Ramayana)
(e). Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan
untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab Iangsnng
ternadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari
hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab sud melalui
berbagai macam agama Pelanggaran dari hukuman-hukuman tersebut akan segera
diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih
juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan
mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung
jawab yang seharusnya dilakukan manusia ternadap Tuhan sebagai
penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya, manusia perlu
pengorbanan.
Contoh:
Seorang biarawati dengan ikhlas tidak menikah selama hidupnya karena dituntut
tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hukum-hukum yang ada
pada agamanya, hal ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya mengabdikan
din kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya. Dalam rangka
memenuhi tanggung jawab ini ia berkorban tidak memenuhi
kodrat manusia pada umumnya
yang seharusnya meneruskan keturunannya yang sebetulnya
juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai
mahluk Tuhan.
C. PENGABDIAN DAN
PENGORBANAN
Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan.
Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk
kepentingan manusia itu sendiri.
(a). Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga
sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat,
atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab.
Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk
mencukupi kebutuhan. hal itu berarti mengabdi kepada
keluarga.
Lain halnya jika kita membantu ternan dalam kesulitan,
mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian.
tetapi hanya bantuan saja.
Berikut ini diberikan gambaran bagaimana orang tua
mengabdi kepada putra-putrinya demi kebahagiaan keluarga mereka.
Sepasang suami istri guru sekolah dasar
di sebuah desa. Anaknya cukup banyak. yaitu 6
orang. Untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga
besar tesebut. si ibu tetap bekerja sebagai guru.
karena tahu bahwa gaji suaminya juga kecil, Si
ibu di rumah tidak melepaskan tanggung jawabnya sebagai
ibu rumah tangga, karena memang tidak mampu
membayar pembantu. Untuk urusan pendidikan di
sekolah si bapak yang bertanggung jawab, sedangkan
si ibu untuk urusan pendidikan yang bersangkutan dengan rumah tanggga. Si Bapak
mcmbimbing putra-putrinya dalam
belajar di rumah malam hari. scdangkan siang
hari saling dengan praktek biologi seperti
menanam sayur. memelihara ternak yang hasilnya langsung
dapat dimanfaatkan oleh keluarga. Si ibu mcngajar putra-putrinya memasak,
mencuci piring. mencuci pakaian. membersihkan
rumah. Anak-anaknya yang mulai besar menjadi
semacam asistennya. Setelah anak-anaknya mulai harus sckolah
di kota, mereka itu hanya disewakan kamar yang murah dengan harus memasak
dan mencuci sendiri yang sudah terlatih baik waktu di desa.
Demikianlah maka kamar itu makin banyak
penghuninya oleh adik-adik yang juga
menyusul kakak untuk belajar di kota.
Sekali seminggu seorang pulang untuk mengambil
uang dan perbekalan di desa, dan
sekali sebulan ayah-ibu datang ke kota untuk
tetap mengakrabkan hubungan mereka sebagai keluarga,
sekaligus mengontrol apakah anak-anaknya
menjalankan kewajibannya secara benar. Hal
demikian juga dilakukan oleh keluarga itu
waktu anak terbesar harus masuk ke perguruan tinggi. Pada
waktu si sulung sudah tarnat dan bekerja, ia pindah ke tempat kerjanya
dan berfungsi sebagai donateur ternadap adik-adiknya.Walhasil
seluruh putra-putri keluarga guru tersebut dapat menamatkan
sekolahnya dan menjadi sarjana. Sementara itu si
bapak dan ibu bertahan bekerja sebagai guru di desa
demi mengabdi kepada putra-putrinya agar
dapat menjadi manusia yang hidupnya tidak
sesulit dirinya. Waktu mereka sudah pensiun, mereka
merasakan bahwa pengabdiannya pada putra-putrinya juga
sudah cukup, mereka merasa puas karena mampu membekali
putra-putrinya dengan ilmu yang dijadikan kail
dalam menempuh kehidupan ini. Orang tua
itu tidak membekali dengan ikan, karena akan cepat
habis tanpa bekas !
Manusia tidak ada dengan sendirinya,tetapi merupakan mahluk ciptaan Tuhan.
Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian
berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan
perwujudan tanggung jawabnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pengabdian kepada agama atau kepadaTuhan terasa menonjolnya seperti yang
dilakukan oleh para biarawan dan biarawati. Pada umumnya mereka itu adalah
orang-orang yang terjun di ladang Tuhan karena kesadaran moralnya,karena
panggilanTuhan. Mereka meningggalkan keluarganya dan tidak akan
berkeluarga, Sehingga hampir seluruh waktu waktu, pikiran, tenaga maupun
kegiatan hanya tercurah untuk memuliakan Tuhan. Dalam agama yang tidak
membedakan manusia atas dasar ras ataupun bangsa itu, para biarawan atau
biarawati ditempatkandi daerah – daerah yangjauh dan terpencil.Semuanya
dilakukan dengan semboyan tugas sud. Selain pada gereja Katolik,pada agama Budha
juga dikenal biarawati atau biarawan dengan sebutan bhiksu dan bhiksuni dengan
cara kehidupan yang tidak jauh berbeda.
Pengabdian kepada negara dan bangsa yang juga menyolok antara lain dilakukan
oleh pegawai negeri yang bertugas menjaga mercusuar di pulau yang terpencil.
Mereka bersama keluarganya hidup terpencil terpencil dari masyarakat ramai,
sementara ito sctiap ban tiupan angin kencang dan laut tidak pernah bernenti,
apalagi bila terjadi badai. Mereka bersunyi diri dalam rnengabdikan diri demi
keselamatan kapal yang lalu lalang. Kesenangan yang dapat dirasakan oleh
pegawai negri di kota tidak dapat dirasakan,mungkin sekali-sekali bila mereka
memperoleh cuti tahunan. Kesenangandan kegembiraansesamapegawai negri haanya
mereka bayangkan secara terang di alam yang demikian sepi. Anak-anak mereka
sulit berkembang sebagai mahluk sosial, dan tebatas untuk dapat mengembangkan
diri akibat terpencilnya tempat tinggalnya. Dengan membandingkanmereka dan
kehidupan kawan-kawannya di kota atau di tempat yang lebih enak terasa arti
pengorbanan mereka demi keselamatan manusia lain, bangsa dan negara sendiri.
Berapa banyakkah orang yang mau dan mampu menghayati pengorbanan mereka itu.?
(b). Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti
persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk
menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat
kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu
pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat
dirasakan bila kita membaca atau mendengarkan kotbah agama. Dari kisah
para tokoh agama atau nabi, manusia memperoleh tauladan, bagaimana
scmestinya wajib berkorban. Berikut ini diberikan dua buah
penggambaran.
Pangeran Sidharta Gautama dari Kapilawastu diharapkan oleh ayahnya untuk
kemudian menggantikan kedudukannya sebagai raja. Tetapi, Pangeran tersebut lebih
tetarik pada kehidupan pertapa untuk memperoleh penerangan agung bagaimana
caranya manusia dapat membebaskan dirinya dari sengsara
(samsara) melalui pelepasan (mokhsa) dan mencapai kehidupan abadi di
sorga (nirvana). Ia mengorbankan kehidupannya yang mewah duniawi dalam istana,
ia mengorbankan kepentingan keluarganya, karena memandang bahwa kepentingan
umat manusia yang bodoh (avidhya) perlu didahulukan. Usahanya berhasil
memperoleh penerangan agung di tcmpat pertapaan Bodh Gaya, yang kemudian
disiarkan kepada umat manusia. Ia rela mengorbankan duniawinya,
keluarganya. demi kepentingan umat manusia yang derajatnya lebih tinggi.
Ia menjadi seorang Budha yang akhimya tidak dilahirkan kembali dan menjadi
pendiri agama Budha.
Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk mengorbankan putra
tunggalnya Ismail. Walaupun ia sangat sayang pada putranya tersebut,
perintah Allah untuk mengorbankan tetap dipatuhinya. Allah menguji
kesetiaan dan besamya pengorbanan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim tidak sampai
hati melihat pisaunya dipotongkan ke leher putranya, tetapi ia sudah
bertekad setia menjalankan perintahNya. Kemudian terbukti. bahwa putra yang mau
dikorbankan kepada Allah sudah berganti dengan biri-biri. Pengorbanan
yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah lebih tinggi kadamya daripada
pengorbanan oleh nabi ibrahim sekarang yang ditiru oleh oleh umat Islam yang
menjalankan ibadah haji di Tanah Suci maupun umat Islam di wilayah lain dengan
mengorbanan temak untuk keperluan fakir miskin pada hari raya Idul Qurban.
Perbedaan antara pengertian pcngabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas.
Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesama
kawan, sulit dikatakan pengabdian, karena kata pengabdian mengandung arti lebih
rendah tingkatannya. Tetapi untuk kala pengorbanan dapat juga diterapkan
kepada sesama teman.
Pengorbanan merupakan akibat dan pengabdian. Pengorbanan dapat
berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat
juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan
secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian,
tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan
sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada
pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya,
waktu. Dalam pengabdian selalu
dituntut pengorbanan,tetapi pengorbanan belum tentu menuntut
pengabdian.
Kesediaan seorang guru sekolah dasar ditempatkan di pelosok
terpencil daerah transmigrasi, adalah pengabdian yang juga menuntut
pengorbanan. Dikatakan pengabdian karena ia mengajar disitu
tanpa menerima gaji dari pemerintah, tanpa diurus
oleh pihak berwenang usul pengangkatannya, ia hanya bertanggung
jawab untuk kemajuan dan kecerdasan masyarakat / bangsanya. Ia
hanya menerima penghargaan dan belas kasihan dari masyarakat
setempat. Pengorbanan yang ia berikan
berupa tenaga, pikiran,waktu untuk kepentingan anak didiknya.
Dalam novel berjudul “Siti Nurbaya” karya
Marah Rusli, betapa besar pengorbanan gadis
Siti Nurbaya sebagai pengabdiannya kepada
orang tua. Orang tua Siti Nurbaya tidak mampu
membayarhutang kepada Datuk Maringgih. Sebagai tebusannya, Siti
Nurbaya dibujuk agar bersedia kawin dengan Datuk Maringgih,
si tua bangka, walaupun sebenamya ia sudah mengikat
janji dengan pemuda pujaannya bemama Syamsul Bahri.
Demi pengabdian kepada bapaknya , Siti Nurbaya bersedia
memutuskan hubungannya dengan Syamsul Bahri dan mau
dikawinkan dengan Datuk Maringgih, walaupun
dcngan perasaan yang sangat berat.

0 komentar:
Posting Komentar