E-Commerce

Pengertian E-Commerce
Electronic Commerce (Perniagaan Elektronik), sebagai bagian dari Electronic Business (bisnis yang dilakukan dengan menggunakan electronic transmission), oleh para ahli dan pelaku bisnis dicoba dirumuskan definisinya. Secara umum e-commerce dapat didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan/perniagaan barang atau jasa (trade of goods and service) dengan menggunakan media elektronik. Jelas, selain dari yang telah disebutkan di atas, bahwa kegiatan perniagaan tersebut merupakan bagian dari kegiatan bisnis. Kesimpulannya, “e-commerce is a part of e-business”.

Keuntungan E-Commerce bagi Customer :
  • Electronic commerce memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan transaksi lain selama 24 jam sehari sepanjang tahun dari hampir setiap lokasi.
  • Electronic commerce meemberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan; mereka bisa memilih berbagai produk dari banyak vendor.
  • Electronic commerce menyediakan produk-produk dan jasa yang tidak mahal kepada pelanggan dengan cara mengunjungi banyak tempat dan melakukan perbandingan secara cepat.
  •  Dalam beberapa kasus, khususnya pada produk-produk yang digitized, EC menjadikan pengiriman menjadi sangat cepat.
  •  Pelanggan bisa menerima informasi relevan secara detail dalam hitungan detik, bukan lagi hari atau minggi.
  • Electronic commerce memungkinkan partisipasi dalam pelelangan maya (virtual auction).
  • Electronic commerce memberi tempat bagi para pelanggan untuk berinteraksi dengan pelanggan lain di electronic community dan bertukar pikiran serta berbagai pengalaman.
  • Electronic commerce memudahkan persaingan, yang pada akhirnya akan menghasilkan diskon secara substansial.


Kendala-kendala E-Commerce
            Pada survei tahun 1996, 60% perusahaan yang memberikan respons menunjukan bahwa mereka belum mengimplementasikan e-commerce dan tidak memiliki rencana untuk melakukannya dalam waktu tiga tahun ke depan. Bahkan pada tahun 2004, Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa hanya 2,3% dari seluruh penjualan ritel kuartal keempat dilakukan dalam bentuk e-commerce. Perusahaan yang telah mengimplementasikan sistem menggunakannya terutama untuk melakukan transaksi dengan pemasok dan pelanggan (pada tinggkat sekitar 90%), dan proses-proses utama yang berhubungan dengan proses pembelian, transfer pembelian, pembayaran dan faktur. Kendala-kendala yang dihadapi oleh perusahaan dalam menghadapi e-commerce :
1.      Biaya yang tinggi;
2.      Kekhawatiran akan masalah keamanan;
3.       Peranti lunak yang belum mapan atau belum  tersedia.

Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang termasuk:
1.      Menyediakan harga kompetitif
2.      Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
3.      Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
4.      Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon.
5.      Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.
6.      Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain-lain.
7.      Mempermudah kegiatan perdagangan

B2C adalah bisnis yang melayani konsumen seperti layaknya bisnis konvensional biasa (toko), namun medianya diganti dengan menggunakan Internet. Konsumen dapat memesan barang dari vendor tertentu dengan mengakses situs resmi vendor tersebut dan melakukan transaksi menggunakan kartu kredit atau cara pembayaran lain yang telah disepakati (biasanya transfer ke rekening vendor).  Contoh B2C yang sangat terkenal adalah toko buku virtual Amazon.

Mekanisme E-Commerce
  • Pembeli yang hendak memilih belanjaan yang akan dibeli bisa menggunakan ‘shopping cart’untuk menyimpan data tentang barang-barang yang telah dipilih dan akan dibayar. Konsep ‘shopping cart’ini meniru kereta belanja yang biasanya digunakan orang untuk berbelanja di pasar swalayan. ‘Shopping cart’biasanya berupa formulir dalam web, dan dibuat dengan kombinasi CGI, database, dan HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke shopping cart masih bisa di-cancel, jika pembeli berniat untuk membatalkan membeli barang tersebut.
  • Jika pembeli ingin membayar untuk barang yang telah dipilih, ia harus mengisi form transaksi. Biasanya form ini menanyakan identitas pembeli serta nomor kartu kredit. Karena informasi inibisa disalahgunakan jika jatuh ke tangan yang salah, maka pihak penyedia jasa e-commerce telah mengusahakan agar pengiriman data-data tersebut berjalan secara aman, dengan menggunakan standar security tertentu.
  • Setelah pembeli mengadakan transaksi, retailer akan mengirimkan barang yang dipesan melalui jasa pos langsung ke rumah pembeli. Beberapa cybershop menyediakan fasilitas bagi pembeli untuk mengecek status barang yang telah dikirim melalui internet.

Sistem Informasi Manajemen

1. mengapa informasi dijadikan sumber daya di dalam perusahaan?

Informasi adalah salah satu dari lima jenis utama sumber daya yang dapat dipakai oleh manajer. Semua sumber daya termasuk informasi dapat dikelola. Pengelolaan informasi semakin penting seiring dengan rumitnya kegiatan bisnis yang setiap saat membutuhkan informasi yang akurat dan demi pelayanan yang memuskan pada para pelanggan.
Pengelolaan informasi juga lebih menantang sejalan dengan perkembangan kemampuan komputer saat ini. Setiap pimpinan suatu lembaga selalu menggunakan informasi untuk
melaksanakan tugas-tugasnya, sehingga subyek dari manajemen informasi bukanlah suatu hal yang baru. Informasi telah ada sejak adanya manusia sampai saat ini dan masa mendatang. Kegunaan informasi juga relatif sama dari waktu ke waktu yaitu sebagai alat untuk mendukung pengambilan keputusan mulai dari keputusan individual sampai pada tingkatan keputusan seorang manajer profesional pada kalangan lembaga bisnis modern.
Lembaga atau organisasi menajdi semakin sadar bahwa informasi adalah suatu sumber daya yang penting dan sangat strategis, dan komputer dapat mengelola
sumber daya tersebut.
Pada dunia bisnis dikenal beberapa jenis aplikasi program komputer untuk mendukung
kinerja suatu lembaga bisnis, seperti aplikasi yang berkaitan dengan penanganan transaksi akuntansi, aplikasi yang berkaitan dengan bidang manajemen sumber daya manusia, aplikasi yang berkaitan dengan bidang pengambilan keputusan, aplikasi yang berkaitan dengan bidang informasi manajemen, bahkan sampai pada kantor maya (virtual office), dan sistem berbasis pengetahuan (knowledgebased system).
Kemampuan komputer mengelola informasi bisnis yang semakin kompleks
dijelaskan oleh Reymond McLeod (2004:3) sebagai berikut: “Informasi adalah salah satu jenis utama sumber daya yang tersedia bagi manajer. Informasi dapat dikelola seperti halnya sumber daya yang lain, dan perhatian pada topic ini bersumber dari dua pengaruh. Pertama, bisnis telah menjadi semakin rumit, dan kedua, komputer telah mencapai
kemampuan yang semakin baik”.
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa solusi yang dapat diambil untuk menangani dan mengelola informasi bisnis, yang setiap saat dibutuhkan untuk mendukung pengambilan keputusan pihak manajer diperlukan suatu teknologi yang mampu mendukung yaitu komputer.

Peranan Ti dalam Organisasi
Teknologi informasi bagi organisasi atau perusahaan paling tidak memiliki tiga (3) peranan utama, yaitu :
a.            Looking Inward;
Teknologi informasi akan memandang perlu adanya perbaikan proses atau struktur di dalam organisasi. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode Rancang Ulang Proses Bisnis (Business Process Reengineering – BPR) atau melalui metode Restrukturisasi Organisasi.
b.            Looking Outward
Teknologi informasi akan mendorong peningkatan penjualan produk atau jasa serta pelayanan sehingga memiliki keunggulan yang kompetitif.
Banyak cara untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, antara lain melalui :
  • Penyediaan barang dan jasa yang murah.
  •  Penyediaan barang dan jasa yang lebih baik daripada pesaing.
  • Memenuhi kebutuhan khusus suatu segmen pasar tertentu
c.            Looking Across
Membuat hubungan antar/dengan organisasi lain yang dikenal dengan istilah Interorganizational system – IOS. Langkah tersebut dilakukan dengan memanfaatkan metodologi pertukaran data elektronik (electronic data interchange – EDI).

> jenis-jenis sumberdaya informasi, yaitu :
  • Perangkat keras komputer (Hardware)
  • Perangkat lunak komputer (Software)
  •  Spesialis informasi
  •  Pemakai
  • Fasilitas
  • Database, dan
  •  Informasi
2.jelaskan peranan database dalam membangun sebuah sim?

Dalam konsep SIM, Gordon B. Davis (1987) menyatakan bahwa salah satu bagian penting  dalam SIM adalah masukan (input), yaitu berupa data yang kemudian akan disimpan sebagai database. Dan berdasarkan komponen fisik penyusunnya, SIM terdiri atas sejumlah komponen, salah satunya adalah berkas (file), yaitu sekumpulan data yang disimpan dengan cara-cara tertentu dalam media penyimpan sekunder (storage) sehingga dapat digunakan/ditampilkan kembali dengan cepat dan mudah. Sementara itu,  Raymond McLeod Jr.  dan George Shell (2001)  menyatakan bahwa salah satu sumber daya konseptual informasi dalam organisasi adalah berupa database. Dapat dipahami bahwa database merupakan sumber daya penting dalam SIM.

Perancangan Database Untuk SIM
Menurut  Brian Mullen (2005), penyusunan  database  merupakan tugas multidisipliner. Pada satu sisi, perancang database sebagai bagian staf teknik memahami konsep database dengan baik, tetapi sering tidak mengetahui bagaimana membuat data relevan bagi orang lain dalam organisasi, atau bagaimana data dapat disimpan dan diakses secara cepat. Pada sisi lain, pengguna mengetahui data apa yang dibutuhkannya, tetapi jarang yang dapat mengkomunikasikannya dengan baik kepada perancang  database, dan para pengguna tidak mengetahui permasalahan yang ditimbulkan oleh kebutuhannya. Pertemuan antara staf teknik dan para pengguna merupakan kegiatan penting untuk mendapatkan kesamaan persepsi  database  untuk sistem dalam organisasi. Rancangan  database  yang benar akan memberikan landasan yang solid untuk SIM. 
Menurut  Jan L. Harrington (2004), suatu rancangan  database  yang buruk akan
mengakibatkan efek negatif, antara lain: 
1.   Munculnya kerangkapan data
2. Munculnya inkonsistensi data
3. Munculnya permasalahan pada penyisipan data
4. Munculnya permasalahan pada penghapusan data
5. Pengunaan namanama yang sulit dipahami (tidak bermakna) pada subyek data akan
menyulitkan pada saat perubahan
Tujuan utama perancangan database adalah: 
1. Menghindari kerangkapan data
2. Menjamin bahwa kerelasian antar atribut dapat direpresentasikan
3. Memberikan fasilitas pengecekan batasan integritas pada proses update
Untuk memperoleh SIM yang baik, maka pengembang SIM perlu memahami metode
perancangan database yang baik, yaitu
2. Merancang database relasional yang didasarkan pada kebutuhan bisnis
3. Membuat dokumentasi database
4. Meningkatkan fleksibilitas database untuk mengantisipasi perubahan
5. Menyederhanakan database dengan jumlah tabel
6. Membangun database relasional dan menyesuaikannya untuk memperoleh kinerja yang optimal
7. Meningkatkan kinerja database dengan indexing dan mengkontrol kerangkapan
8. Mengurangi beaya pengembangan software dengan generalisasi
Menurut Jan L. Harrington (2004), sebagian besar software alat bantu rekayasa berbantuan
komputer (Computer-Aided Software Engineering/CASE) menyediakan fasilitas untuk membuat dokumentasi rancangan  database, yaitu
1. Kamus data (Data Dictionary/DD)
2. Kebutuhan pengguna
3. Diagram Aliran Data/DAD (Data Flow Diagram/DFD)
4. Bagan struktur (structure chart)
5. Model data (data model)
6. Prototipe tampilan layar
7. Model keadaan (state model)
8. Diagram tugas (task diagram)
9. Diagram kelas (class diagram)
10. Diagram obyek (object diagram) 
Dalam referensi yang lain, Raymond McLeod dan George Schell (2001) menyatakan
bahwa penyusunan database dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu: 
1. Pendekatan berorientasi proses (pendekatan pemecahan permasalahan)
2. Pendekatan model perusahaan. Selanjutnya, penyusunan database dilakukan melalui tiga
langkah utama, yaitu: 
a. Mendeskripsikan data
b. Memasukkkan data
c. Menggunakan database (menggunakan bahasa query, QBE, DML)
Menurut  J. L. Whitten  dan L. D. Bentley (1998), perancangan  database  untuk CBIS berbeda dengan perancangan  database  konvensional (berkas). Dalam berkas file-file  database dibuat untuk masing-masing aplikasi, sedangkan dalam  database  sistem-sistem aplikasi dibuat dengan memanfaatkan sebuah database.  J. L. Whitten dan L. D. Bentley (1998) juga menyatakan bahwa keuntungan maksimal dari database  hanya bisa dicapai jika  database  dirancang dengan baik dan benar. Hasil akhir sebuah rancangan database disebut sebagai schema, yaitu sebuah blueprint untuk database. Perancangan database  adalah menterjemahkan model data yang dikembangkan pada tahap  definisi ke dalam struktur tabel  database  yang didukung oleh teknologi  database  (bahasa dan alat bantu) yang dipilih.  Database  menyediakan entitas dan kerelasian antar entitas untuk implementasi teknik. Dengan demikian, data merupakan bagian dari sumber daya yang harus dikontrol dan dikelola dengan baik.
Paul Litwin (2003) menyatakan bahwa penggunaan model RDBM dalam perancangan
database akan memberikan beberapa keuntungan, antara lain: 
1. Entri data, update, dan penghapusan data akan lebih efisien.
2. Penampilan kembali, peringkasan, dan pelaporan data akan lebih efisien.
3. Jika database dirancang dengan menggunakan model yang diformulasikan dengan baik, maka perilakunya akan dapat diprediksi.
4. Jika informasi disimpan dalam database (bukan dalam program. aplikasi) maka database
memiliki dokumentasi tersendiri
5. Perubahan pada schema database dapat dilakukan dengan lebih mudah.
Penyusunan  database dapat dilakukan melalui empat tahapan, yaitu: 
1. Memahami domain dunia nyata yang akan ditangkap
2. Menspesifikasikan domain dunia nyata tersebut dengan menggunakan model data (menggunakan ER_M atau Object Definition Language/ODL)
3. Menterjemahkan spesifikasi ke model database (relasional, ODL)
4. Membuat schema DBMS dan mengisi data


3.Mengapa bentuk operational control lebih memilih informasi ringkas dari pada informasi rinci?
jawab : karena Bertanggung jawab atas pelaksanaan rencana dan sasaran operasional, membuat keputusan jangka pendek berdasarkan arah kebijakan, prosedur dan pedoman yang telah ditetapkan, serta mengendalikan transaksi harian. Jadi manajer tingkat ini membutuhkan informasi rinci dari pergerakan setiap transaksi agar dapat melakukan control terhadap proses tersebut .

up